Tembung Garba- Bahasa merupakan salah satu alat berkomunikasi dengan orang lain. Dalam bahasa indonesia dipaparkan banyak sekali jenis kata begitu juga dengan bahasa Jawa yang memiliki banyak jenis kata dan kalimat.
Seperti halnya di Jawa, wilayah Jawa terkenal sangat kental dari segi kebudayaan misalnya tembang yaitu tembang macapat, logat bahasa, rumah adat Jawa, dan berbagai kesenian lainya. Sama halnya dengan Indonesia, bahasa Jawa juga terdapat materi materi yang menjadi dasar dalam melogatkanya salah satunya adalah tembung.
Tembung dalam bahasa Jawa di paparkan dalam berbagai jenis sebagai contohnya adalah tembung saroja, tembung lingga dan masih banyak lagi yang lainya. Tembung ini juga menjadi bahan dasar pelajaran khusus yang di ajarkan di Indonesia dalam pembelajaran bahasa Jawa.
Tembung ini juga merupakan materi paling dasar yang di diajarkan kepada siswa siswa khususnya sekolah dasar pada mata pelajaran bahasa Jawa.
Pada pembahasan kali ini Prasstyle.com akan mengupas secara tuntas tentang garba. Disini akan di bedah mengenai tembung garba yaiku, contoh kalimat tembung garba, contoh tembung garba, dan masih banyak lagi yang lainya.
Untuk itu tetap simak pembahasan dibawah ini. Makin banyak tahu makin banyak ilmu
Artikel ini Berisi
Pengertian Tembung Garba Yaiku

Tembung garba tegese yaiku tembung (kata) loro utawa luwih kang digabung dadi siji sarono nyudha cacahing wandane utawa ngurangi cacahing wandane. Tembung garba diarani tembung kang uga bisa kasebut tembung sinandhi. Amerga tembung iki digawe kangge nyingkat tembung loro uga menak ngucapake.
Tembung garba tegese penggabungan dan penyingkatan dua kata (tembung) atau lebih sehingga membentuk sebuah kata baru dengan cara mengurangi suku kata kedua tembung tersebut. Tembung ini bisa disebut sebagai tembung sandi, mengapa demikian? karena tembung ini fungsinya untuk menyingkat 2 kata sekaligus agar mudah dalam pengucapannya.
Tembung ini tergolong unik, karena dalam penggabungan dua kata tersebut tidak mengubah makna asli dari kedua kata itu sendiri. Penggabungan ini juga dapat mudah di ingat dan di ucapkan dalam berkomunikasi sehari hari.
Walaupun sering di ucapkan, Banyak masyarakat jawa yang tidak sadar telah menggunakan tembung ini. Bahkan tidak sedikit yang mengetahui penjelasan lengkap tentang tembung garba ini.
Pengertian tembung garba ini juga tergolong dalam tembung kiasan yang bermakna menunjukan rasa, sifat, bahkan karakter yang diucapkan. Garba juga harus ditempatkan pada kondisinya yaitu untuk umur sepantaran dan yang lebih muda. Karena pengucapan garba pada yang lebih tua terkesan menghina bahkan tidak sopan.
Sebagai contoh yaitu “lunglit” dengan kata dasarnya adalah Balung dan Kulit yang berarti tulang dan kulit. Lunglit dimaknai sebagai orang yang kurus kering sehingga hanya terlihat tulang dan kulit saja.
Baca Juga : Tembung Entar Lengkap (Penjelasan, Makna, dan Contohnya)
Jenis Jenis dan Contoh Tembung Garba

Seperti halnya dengan tembung lainya, garba juga memiliki jenis jenis yang menjadikan tembung ini berbeda dengan tembung lainya. Jenis ini juga menjadi ciri khas khusus agar dapat memudahkan dalam menentukan suatu tembung tergolong garba atau bukan.
Jenis jenis dan Contoh Tembung Garba Dibagi Menjadi Empat Golongan Yaitu:
- Tembung Garba Lumrah (tanpa perubahan huruf)
- Tembung Garba Sustrawan (penambahan huruf W)
- Tembung Garba Sustra Ye (penambahan huruf Y)
- Tembung Garba Warga Ha (penambahan beberapa huruf)
1. Tembung Garba Lumrah (Tanpa Penambahan Huruf)

Jenis yang pertama ada garba lumrah. Garba lumrah adalah tembung yang berasal dari dua kata yang digabung dan disingkat tanpa menambahkan huruf, baik itu didepan kata, tengah maupun dibelakangnya.
Jenis yang satu ini adalah familiar dan sering digunakan dalam berkomunikasi sehari hari ataupun acara tertentu seperti wayang dan dagelan Jawa.
Contoh Tembung Garba Lumrah:
- mahmeru = maha + meru
- mungging = mungguh + ing
- narpati = nara + dipati
- prawirotama = prawiro + utama
- priyagung = priya + agung
- riyangga = priya + angga
- sedyarsa = sedya + arsa
- sumbangsih = sumbang + asih
- sitinggil = siti + inggil
- wirotama = wiro + utama
Garba lumrah sebagai contohnya “sitinggil” yaitu berasal dari kata siti dan inggil yang bermakna “panggonan duwur sing di hormati” (tempat tinggi yang dihormati)
Baca Juga: Tembung Saroja Terlengkap (159+Contohnya dan Penjelasan)
2. Tembung Garba Sustrawan (Tambahan Huruf W)

Yang kedua ada garba Sustrawan. Garba sutrawan tegese tembung yang berasal dari dua kata atau lebih yang digabung dan disingkat dengan menambahkan huruf W di awal, tengah, maupun akhir tembung.
Garba sustrawan tegese tembung loro utawa luwih kang disingkat lan digabung dadi siji, ngowahi kata kasebut ngangge huruf W
Contoh Tembung Garba Sustrawan:
- nujwari = nuju + ari
- ratwagung = ratu + agung
- ratwelok = ratu + elok
- sinom = isih + enom
- tumujweng = tumuju + ing
- Lumakweng = lumake + ing
Sebagai contohnya adalah tembung “nujwari”, tembung ini berasal dari dua kata yaitu nuju dan ari yang bermakna “ingdinten” (pada hari). Kata ini mendapat tambahan huruf W yang berada di tengah sehingga pelogatannya menjadi Nujwari.
3. Tembung Garba Sustra Ye (Penambahan Huruf Y)

Yang ketiga ada garba sustra Ye. Garba sustra Ye tegese tembung yang berasal dari dua kata atau lebih yang disingkat dan digabung menjadi satu dengan menambahkan hufur Y pada awalan, tengah, maupun akhiran kata.
Garba sutra Ye tegese tembung loro kang disingkat lan digabung dadi siji banjur ngowahi huruf Y ing ngarep, tengah, lan akhiran tembung.
Contoh / Tuladha Tembung Garba Sustra Ye:
- lagyaning = lagi +ning
- sugyarta = sugih + arta
- Sedyarsa = sedya + arsa
- taksyalit = taksih + alit
- kalyan = kalih + lan
- lagyantuk = lagi + antuk
- Dupyarsa = dupi + arsa
Sebagai contoh yaitu kata sedyarsa yang berasal dari kata sedya dan arsa yang bermakna tujuan atau keinginan. Pada penggabungan dua kata ini terdapat imbuhan huruf Y yang berada di tengah kata sedya dan arsa sehingga menjadi sedyarsa.
Baca Juga: Tembang Kinanthi (Pengertian, Watak, dan Paugeran)
4. Tembung Garba Warga Ha (Tambahan Beberapa Huruf)

Jenis yang terakhir ada garba warga Ha. Garba warga Ha tegese tembung yang berasal dari dua kata atau lebih yang disingkat dan digabungkan dengan menambahkan beberapa huruf dalam kata tersebut yang letaknya secara acak, baik itu didepan, tengah maupun belakang.
Gerba warga ha tegese yaiku tembung loro kang disingkat lan digabung dadi diji banjur ngowahi pira pira huruf ing tembung kasebut
Contoh / Tuladha Tembung Garga Warga Ha:
- narendra = nara + indra
- nateng = nata + ing
- prapteng = prapta + ing
- prawireng = prawiro +ing
- sarotama = saru + utama
- sireku = sira +iku
- surendra = sura +indra
- sureng = sura +ing
- sutendra = suta + indra
- tankocap = tanpa +ucap
- tumengeng = tumenga +ing
- tumekeng = tumeka +ing
Sebagai contoh yaitu kata narendra yang berasal dari kata nara dan indra. Tembung ini disatukan dan disingkat serta menambahkan huruf E & N. Sehingga kata nare dan indra bila digabung menjadi narendra.
Perbedaan Garba dan Camboran

Tentunya masih ingat pembahasan Prasstyle.com mengenai tembung camboran. Yaitu tembung atau istilah Jawa yang berasal dari dua kata atau lebih yang bermakna berbeda kemudian digabungkan menjadi yang maknanya tidak dapat di ubah.
Untuk perbedaanya sendiri dari tembung camboran terdapat pada penggabungan kata yang tidak merubah vokalnya. Sedangakan untuk garba terdapat pada perubahan vokal saat pelafalanya ketika digabungkan.
Baca Juga: Tembang Gambuh (Pengertian, Watak, & Paugeran)
Fungsi Tembung Garba

Seperti halnya dengan tembung lainya yaitu tembung camboran, tembung ini juga memiliki fungsi tertentu dalam penggunaan nya.
Berikut Fungsi Garba:
- Sebagai sarana berkomunikasi antar sesama manusia khusunya wilayah Jawa
- Sebagai pengantar dalam sebuah acara Jawa (kejawen)
- Digunakan untuk berbicara kepada orang yang seumuran dan yang lebih muda
- Digunakan sebagai materi pembelajaran bahasa Jawa untuk siswa khususnya sekolah dasar
- Memudahkan lidah (logat) bahasa Jawa ketika berbicara
- Digunakan dalam tembang tembang Jawa
- Untuk kata-kata kiasan
- Untuk menyingkat 2 kata sekaligus agar mudah dalam pengucapannya
- Untuk keindahan kata dalam tembang jawa
Tembung garba ini sering ditemui pada tembang tembang jawa salah satunya adalah tembang dhandanggula, tembang sinom, dan tembang macapat. Tembung ini dipilih karena dari segi logatnya sangat mudah dilafalkan dan mudah dimengerti.
Tak hanya itu pemilihan tembung ini karena sebuah tembang memiliki guru garta, wilangan, dan lagu. Nah maka dari itu, guru wilangan harus sesuai dengan kriteria sehingga menggunakan garba ini untuk menyesuaikanya.
Berikut Sandi Garba:
- a + i = e
ana + ing = aneng - a + u = o
wira + utama = wirotama - a + e = e
nara + endra = narendra - u + a = wa
ratu + agung = ratwagung - u + e = we
jalu + estri = jalwestri - u + i = we/wi
mungguh + ing = munggwing - i + a = ya
taksih + alit = taksyalit
Contoh Contoh Tembung Garba
A
- Aglis saka tembung age lan gelis.
- Aneng = ana + ing.
- Araneki = arane + iki.
B
- Bisconcat = bias + oncat
D
- Dadyawuh = dadi + ewuh
- Dhemenyar =dhemen + anyar
- Dupyarsa = dupi + arsa
J
- Jalwestri = jalu + estri
- Jiwangga = jiwa + angga
- Jayeng = jaya + ing
K
- Kadya = kadi +kaya
- Kajwareng = kajuwara + ing
- Kalokeng = kaloka + ing
- Kapyarsa = kapireng + arsa
- Kalyan = kalih + lan
L
- Lagyantuk = lagi + antuk
- Lagyaning = lagi + ning
- Lebdheng = lebdha + ing
- Lumakweng = lumake + ing
- Lumebeng = lumebu + ing
M
- Maharja = maha + raja
- Maharsi = maha + arsi
- Mahmeru = maha + meru
- Malebeng = malebu + ing
- Mungging = mungguh + ing
- Murbeng = murba + ing
- Murweng = murwa + ing
N
- Narendra = nara + indra
- Narpati = nara + dipati
- Narpendah = narpa + endah
- Nateng = nata + ing
- Nujwari = nuju + ari
P
- Prapteng = prapta + ing
- Prawireng = prawiro + ing
- Prawirotama = prawiro + utama
- Priyagung = priya + agung
- Priyangga = priya + angga
R
- Ratwagung = ratu + agung
- Ratwelok = ratu + elok
- Rajendra = raja + endra
- Ryangga = priya + angga
S
- Sarotama = saru + utama
- Sedyarsa = sedya + arsa
- Sinom = isih + enom
- Sireku = sira + iku
- Sitinggil = siti + inggil
- Sugyarta = sugih + arta
- Sumbangsih = sumbang + asih
- Surendra = sura + indra
- Sureng = sura + ing
- Sutendra = suta + indra
- Saking = saka + ing
- Sukeng = suka + ing
T
- Taksyalit = taksih + alit
- Tankocap = tanpa + ucap
- Tumengeng = tumenga + ing
- Tumekeng = tumeka + ing
- Tumujweng = tumuju + ing
W
- Waspadeng = waspada + ing
- Wirotama = wiro + utama
- Wulu = sewu + telu
Y
- Yeku = ya + iku